Situ Sanghiang Majalengka Bakal Dioptimalkan
MAJALENGKA - Pemkab Majalengka berencana mengelola kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) di wilayah Situ Sanghiang, di Desa Sanghiang, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Majalengka seluas 109 hektar untuk dijadikan sebuah objek wisata alam, yang selama ini dianggap tabu untuk dijamah sembarangan apalagi dirusak.
Karena ada mitos,jika kawasan Situ Sanghiang yang dulunya tempat Kerajaan Talaga Manggung ini banyak makhluk penunggu, sehingga jangankan dirusak atau diambil bendanya dari wilayah tersebut, dilalui saja untuk beberapa tempat tertentu dianggap terlarang. Sebab, makhluk penunggu akan sangat marah. Makanya, pengunjung yang datang ke sana hanya diperbolehkan mengambil air dari situ, itupun tak banyak hanya satu jerigen atau botol.
Selama ini, kawasan Situ Sanghiang dikelola Taman Nasional Gunung Ciremai dan kawasan wisata tersebut hanya menjadi tempat wisata jiarah, sehingga pengunjungnya sangat terbatas, kondisi tersebut diduga akibat adanya mitos bahwa bila mengganggu alam atau mengambil kekayaan alam yang ada di wilayah tersebut akan berdampak kurang baik pada pelakunya.
Menurut Bupati Majalengka H.Sutrisno, rencananya pemda akan membangun kawasan wisata terpadu dan didalamnya ada arena outbond. Hal itu sangat memungkinkan karena alamnya yang sejuk maklum wilayahnya masuk pada gugusan Gunung Ciremai, dibagian tengah terdapat danau yang dikelilingi bukit dilengkapi dengan aneka ikan yang besar-besar di hampir setap jengkal terdapat pepohonan besar yang usianya sudah ratusan tahun. Di sana juga bisa dijadikan sebagai tempat belajar dan penelitian sejumlah flora.
Air situ selama ini sama sekali belum dimanfaatkan baik untuk kebutuhan pengairan pertanian ataupun untuk sumber air minum. Selama ini air danau hanya digunakan untuk mandi pejiarah atau mengambil airnya karena dipercara memiliki keramat.
Pengelolaan objek wisata tersebut menurut Bupati, tidak akan sampai merusak ekosistem yang ada apalagi merusak konserfasi alam. Semuanya akan tetap terpelihara dengan baik.“Konservasi alam tetap harus terpelihara dengan baik, yang akan dilakukan nanti terhadap kawasan Situ Sanghiang adalah melakukan penataan agar banyak wisatawan yang datang sehingga bisa memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakat sekitar. Saat ini yang datang hanya peziarah, kalaupun ada wisatawan lokal jumlahnya sedikit saja,” ungkap HSutrisno yang mengaku akansegera menjajaki kerjasama pengelolaan dengan pihak TNGC, belum lama ini.
Kepala SPTN Wilayah II Balai Taman Nasional Gunung Ciremai Ady Sularso, membenarkan adanya rencana pengelolaan kawasan TNGC di Situ Sanghiang oleh salah satu perusahaan daerah milik Pemkab Majalengka, namun baru pembicaraan lisan dengan pihak direktur.
Ady menjelaskan, kawasan Situ Sanghiang hingga saat ini masih hutan alami, luasnya mencapai kurang lebih 109 hektaran dengan danau kecil seluas 5 hektaran. Fasilitas yang ada baru jalu jalan alami ada sebagian yang menggunakan pavingblok, serta bangunan berpa makam tempat berjiaran yang sudah ada sejak zaman dahulu.
“Kawasan TNGC bisa dikelola oleh koprasi, BUMD atau perorangan namun saja harus tetap memperhatikan konservasi, itu tentu setelah menempuh perijinan kepada Pemerintah Pusat berupa ijin usaha wisata alam,” ungkap Ady.
Pengelola hanya diperbolehkan membuat bangunan sekitar 10 % saja dari jumlah kawasan yang akan dikelolanya. Selain itu perjanjian kerjasama juga harus jelas sehingga masing-masing pihak bisa mematuhi hak dan kewajibannya masing-masing.
“Air memang sama sekali belum dimanfaatkan padahal memang debitnya besar, terlebih bila musim kemarau kondisi air bisa pasang.Karena disaat kemarau simbapan air di akar keluar,” ungkap Ady. (KC)
0 komentar:
Posting Komentar