Omzet Pedagang Kaki Lima di Taman Kota Kuningan Capai Puluhan Juta
KUNINGAN - Tiap hari ribuan orang kerap memadati taman kota (tamkot) yang terletak di seberang jalan Masjid Agung Syiarul Islam. Tak heran bila sejak siang hingga malam, tamkot dipenuhi para pedagang K-5 memanfaatkan kehadiran warga.
Letaknya di sentral Kuningan kota membuat gampang diakses warga setempat. Baik hanya untuk sekadar menikmati indahnya air mancur di areal dalam tamkot, maupun sengaja berbelanja beragam makanan dan minuman. Pemandangan tambah semarak sejak bulan Ramadhan tahun ini.
Di samping dipenuhi para pedagang yang telah biasa berjualan di sana, tamkot kini dijejali juga penjual beragam makanan khas berbuka puasa. Mulai beragam jenis kolak, bubur lemu, es buah, serta sejumlah makanan tradisional, seperti awug dan lainnya. Malah, makanan jenis fast food, semisal burger pun bisa dijumpai meski hanya kelas K-5.
“Butuh makanan apa pun ada. Bakso, siomay, mi ayam, bubur ayam, jagung bakar, jamur crispy, kupat tahu, semua ada. Makanan khas berbuka puasa pun kini ada. Taman kota merupakan salah satu lokasi favorit di Kuningan ntuk berburu beragam kuliner. Kalau hendak berbuka di tamkot pun bisa. Hendak membawa makanan ke rumah apalagi,” ujar Iwan Setiawan, salah satu pemilik gerai makanan di tamkot.
Relatif bersaing
Soal harga, sambung Iwan, relatif bersaing. Karena bagaimana pun juga berbelanja di pinggir jalan beda dengan di pusat-pusat perbelanjaan. Di Kuningan, nyaris tidak ada mal yang memiliki pujasera lengkap dengan penjual beragam makanan. Tak heran, para pedagang K-5 di Kuningan kota menjadi tempat favorit warga membeli beragam makanan khas dengan harga murah.
“Beda kalau di Cirebon, di sana banyak mal. Makanya, pedagang K-5 yang berjejer di Kuningan kota mulai perempatan Citamba hingga tamkot, selalu diserbu warga. Lebih-lebih di bulan puasa ini, sejak pukul 13.00 WIB hingga menjelang magrib pasti ramai. Kalau hendak berbuka puasa di tamkot khususnya di gerai-gerai penjual makanan yang ada sebisa mungkin pesan tempat dulu, jika tidak pasti sudah penuh,” katanya.
Diperkirakan perputaran uang di tamkot mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah per hari. Pasalnya tak hanya para pedagang kuliner saja yang bersaing mendulang rupiah, namun para penjual pakaian dan mainan anak-anak pun turut menikmati omzet lumayan besar.
“Jumlah pedagang di tamkot ini mencapai ratusan. Jika satu pedagang per hari memiliki omzet antara Rp 250 ribu hingga Rp 1 juta saja, maka total pemasukan semua pedagang cukup besar juga. Cuma, perlu dipikirkan mengenai penataan saja. Karena tak jarang di kanan-kiri jalan melingkar di tamkot dipenuhi pedagang K-5 sehingga terkesan semrawut,” papar Wahyu Hambali, seorang pengunjung tamkot.(kabar cirebon)
0 komentar:
Posting Komentar