Minggu, 13 Juli 2014

Areal Sawah Tiga Kecamatan di Majalengka Kekeringan


MAJALENGKA - Areal sawah yang mengalami kekeringan di wilayah Kabupaten Majalengka semakin meluas seiring dengan terhentinya curah hujan di wilayah Utara Majalengka. Areal yang kekeringgan tersebut mencapai ratusan hektare berada di tiga kecamatan, masing-masing Kertajati, Ligung dan Jatitujuh.

Para petani kini membiarkan sawahnya ditumbuhi rumput menyamai ketinggian tanaman padi, dan tanahnya retak-retak dengan alasan sulit mendapatkan air, sumur pantek tak mengeluarkan air, sementara air sungaipun jauh dan berada di bawah posisi sawah.

Hingga kini Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka belum memiliki data pasti mengenai jumlah areal kekeringan tersebut serta nilai kerugian dengan alasan belum ada laporan secara resmi.

Di wilayah Kecamatan Jatitujuh kondisi tanaman padi yang terancam kekeringan akibat tidak teraliri air tersebut usianya sudah dua bulan lebih, namun kondisi tanaman baru setinggi 30 cm. Tanaman harusnya sudah berbunga dan bulir padi mulai berisi. Karena tidak ada air akibatnya tanaman kerdil dan tanah retak-retak.

Demikian juga yang terjadi di Desa Palasah, tanaman tumbuh kerdil dan diperkirakan tidak akan tumbuh besar, padahal tanaman seusianya yang arealnya mendapatkan pengairan yang cukup kini sudah keluar buah dan mendekati berisi.

Sejumlah petani yang sawahnya mengalami kekeringan, kini lebih memilih membiarkan tanamannya tidak dirawat, karena dipastikan tak akan bisa diselamatkan, akibatnya selain tanah retak-retak juga rumput tumbuh menyamai tanaman padi.

“Kalau kondisi tanah sudah reta-retak seperti ini sementara air susah, satu-satunya cara yan dibiarkan. Di sini sulit air, sumur pantek juga tidak bisa dibor padahal kedalamannya sudah mencapai berpuluh-puluh meter,” ungkap Radi petani di Palasah.

Para petani yang masih memelihara sawahnya tersebut menurut Radi dan Toto, hanya mereka yang posisi sawahnya berada di bawah jalan yang posisinya sama dengan permukaan air sungai Cipelang. Sehingga mereka bisa menarik air dari sungai sejauh 4 km dengan pompa berkapasitas 16 inci. Pompapun setiap hari nyaris tak berhenti beroprasi.

Memet yang sawahnya masih teraliri air dengan memompa air dari Sungai Cipelang menyatakan, hampir setiap hari berada di sawah dan menginap di gubuk sawah untuk mengatur pengairan, agar sawahnya tidak kekeringan dan tidak diserang tikus.

Di wilayah Kecamatan Ligung areal yang kekeringan berada di sebagian Desa Bantarwaru, karena posisi sawah berada diatas permukaan air sungai. Sistim pompapun tidka bisa dilakukan karena terlalu jauh ke lokasi sungai dan terlalu tinggi.

“Setiap tahun di wilayah kami kekeringan, terlebih bila kemarau panjang, saat ini aja yang katanya di kota masih ada hujan di kami malah sudah cukup lama tidak turun hujan,” ungkap Inin.

Kepala Bidang Tanaman Pangan di Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka, Taham, ketika dimintai konfirmasi soal terjadinya kekeringan menyatakan, belum ada laporan secara resmi baikd ari kuwu maupun dari petugas pertaian.

Hanya dia menyebutkan, areal sawah yang terancam kekeringan berada di Kecamatan Kertajati dan Ligung.

“Areal sawah tesrebut baru terancam sehingga belum bisa dihitung berapa nilai kerugiannya,” ungkap Taham.

0 komentar:

Posting Komentar

Breaking News
Loading...
Quick Message
Press Esc to close
Copyright © 2013 TRIO MACAN All Right Reserved