Minggu, 01 Juni 2014

Proses pemakaman warga Indramayu yang mengalami kecekaan maut di Pantura Cirebon


Suasana haru, bahagia, sekaligus bangga mendadak berubah menjadi duka.
Setelah menghadiri wisuda keluarga di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), rombongan satu keluarga asal Indramayu itu meregang nyawa. Lima nyawa melayang seketika, setelah tabrakan maut di jalur pantura, Pangenan, Cirebon. Ternyata, perjalanan ke kota gudeg itu, menjadi perjalanan terakhir yang tak pernah diimpikan sebelumnya.

Iring-iringan ambulance yang membawa lima korban meninggal dunia tiba di rumah duka di Jl Ismail Blok Kalen Haji, Desa/Kecamatan Sindang, Indramayu sekitar pukul 15.34 WIB. Isak tangis histeris dari para kerabat terlihat saat iring-iringan membawa korban. Kesedihan tak bisa lagi disembunyikan karena mereka kehilangan lima anggota keluarga sekaligus.
Kijang bernomor polisi E 1842 R yang sedianya hari itu tiba di rumah usai melakukan perjalanan dari Jogjakarta menuju Sindang, Kabupaten Indramayu, rupanya menjadi perjalanan terakhir bagi para korban. Dari tujuh penumpang dalam kendaraan roda empat itu, lima orang di antaranya harus meregang nyawa di lokasi kejadian, sementara dua penumpang lainnya mengalami luka-luka.
Rahmadi (45), salah seorang kerabat korban harus kehilangan lima anggota keluarganya. Antara lain ibunda tercintanya, Hj Siti Karinih (85), kakak Hj Nani Rahmini (60), dan pasangan suami isteri Hj Titin Rahtiani (50), bersama Yayan Widiantoro (60), serta anak kedua pasangan suami isteri tersebut, Ane Oktaviane (32). Sedangkan Candra Nurlaila (26) yang merupakan putri Hj Nani Rahmini.
“Tiga hari sebelumnya saya mimpi berjumpa dengan bapak Dasuki, ayah yang telah meninggal beberapa tahun lalu. Dalam mimpi itu, ayah memeluk erat tubuh saya dan ia menangis,” tuturnya dengan nada perlahan.
Meski tidak ada kata yang terucap dari sang ayah dalam mimpi itu, namun kini ia mulai tersadar bila pertemuan itu adalah pertanda perpisahannya dengan anggota keluarga untuk selama-lamanya. Ia berupaya tegar dan ikhlas menerima kenyataan ini.
Para korban yang disemayamkan di rumah duka, selanjutnya disalatkan di masjid terdekat dan dimakamkan di dua tempat pemakaman umum (TPU) yang berada di wilayah tersebut. Yayan Widiantoro dimakamkan di TPU RK Kelurahan Karangmalang, sementara keempat korban wanita dikebumikan di TPU Makam Selawe Desa Dermayu, Sindang.
Malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Perjalanan pulang usai menghadiri wisuda Andrianto (23), putera pasangan Yayan Widiantoro dan Titin Rahtiani di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) pun tak berjalan lancar. Toto yang sedianya menjadi sopir Kijang bernomor polisi E 1842 R, diminta Yayan untuk beristirahat di dalam mobil. Sedangkan kendali stir mulai dipegang Yayan. Kendaraan yang melaju dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta itu, saat melintasi lokasi kejadian diduga melaju dalam kecepatan tinggi dan tak lagi bisa dikendalikan. Kijang pun melompat dan berpindah jalur hingga masuk ke jalur berlawanan setelah sebelumnya menabrak median jalan. Di saat bersamaan, tengah melaju di jalurnya truk tronton bernomor polisi H 1826 GY. Kecelakaan pun tak dapat dihindarkan. Tronton tak kuasa menyambut kehadiran kijang di depannya. Kijang pun ringsek di bagian depan, sementara lima penumpangnya harus meregang nyawa. “Andrianto yang telah diwisuda, saat ini dalam perjalanan pulang,” ujarnya.
Iringan doa pun terus dipanjatkan keluarga bersama pelayat untuk pengampunan dosa, keselamatan, serta tempat yang mulia di sisi Tuhan Yang Maha Esa. Atas nama keluarga, Rahmadi pun memohon agar semua berkenan memaafkan almarhum dan almarhumah. Permintaan maaf itu disampaikannya usai pemakaman dilangsungkan penuh khidmat. (*)

0 komentar:

Posting Komentar

Breaking News
Loading...
Quick Message
Press Esc to close
Copyright © 2013 TRIO MACAN All Right Reserved