Alun-alun dan Masjid At-Taqwa tujuan favorite ngabuburit di Cirebon
CIREBON - Berbagai macam cara dilakukan umat muslim untuk menunggu waktu berbuka puasa, seperti halnya di Kota Cirebon, mulai dari bersepeda sore, hingga menaiki menara Mesjid Raya At-Taqwa yang berada di Jalan Raya Kartini Kecamatan Kejaksan.
Cukup dengan membayar tiket Rp 3000 pengunjung bisa menikmati indahnya panorama Kota Cirebon di sore hari dari ketinggian menara 65 meter dan menjadi ikon baru masyarakat Kota Cirebon terlebih letaknya yang strategis berada di jantung Kota Cirebon.
Masjid At-Taqwa sendiri sudah empat kali mengalami renovasi sejak pertama berdiri pada tahun 1918 dengan nama Tajug Agung At-Taqwa, dan kini menjadi Mesjid Raya At-Takqwa dengan luas bangunan total 2.675 m2 dengan kapasitas jemaah 5.000 orang.
Selain arsitektur bangunannya yang mencerminkan kemegahan rumah Allah dengan kapasitas 5.000 jemaah, menara utama masjid yang menjulang setinggi 65 meter juga bisa menjadi penanda tersendiri indahnya Kota Cirebon di malam hari dengan gemerlapnya lampu yang ada disetiap sudut menara.
Menara masjid yang mengalahkan ketinggian hampir semua bangunan tinggi di Kota Cirebon itu hadir sebagai simbol eksistensi Mesjid At-Taqwa di tengah Kota Cirebon dan menjdikan sebuah ikon baru Kota Cirebon, selain Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Kacirebonan dan Masjid Sang Cipta Rasa.
Setiap hari menjelang waktu berbuka puasa di bulan ramadhan, masjid Raya At-Taqwa yang terletak di alun-alun Kota Cirebon ini, banyak di kunjungi oleh warga dari sejumlah daerah untuk menunggu waktu berbuka puasa.
Terlihat, sejumlah warga menghabiskan waktunya di atas menara sambil menikmati pemandangan suasana kota dan pantai utara. Dengan membayar tiket sebesar Rp. 3000 ini, para pengunjung bisa menikmati pemandangan kota dan kondisi pantai utara dari atas menara.
“Murah, dengan membayar 3.000 kami bias melihat suasana kota dan pantai utara dari atas menara ternyata pemandangannya sangat indah bila dilihat dari sore hari di atas menara,” kata Mala (18) salah satu pengunjung yang sempat menikmati indahnya kota Cirebon dari atas menara, Minggu (29/6).
Dia mengakatan, walapun sering kali lewat dan salat di Mesjid Raya At-Taqwa tapi baru kali ini bisa niak keatas menara, itupun bersama teman-teman.
“Kalau sendiri sih, takut juga mas,”ujarnya seraya terkagum.
Salah satu penjaga menara Aan mengatakan, menara yang di bangun sejak tahun 1918 dengan ketinggian 65 meter ini, merupakan ikon masjid raya peninggalan jaman Wali Songo Sunan Gunung Jati Cirebon, dengan bentuk arsitektur tropis dan motif jurai diatasnya.
“Pada hari-hari biasa, menara ini banyak di kunjungi oleh sejumlah peziarah dari berbagai daerah, bahkan dari luar pulau jawa, setelah melakukan ziarah ke makam sunan gunung jati Cirebon,” jelas Aan.
Dia mengatakan, pengunjung menara Masjid Raya At-Taqwa memasuki bulan Ramadan meningkat dibandingkan dengan hari-hari biasanya. "Yang pastinya menjelang ngabuburit pengunjung antre dibandingkan hari biasanya," kata dia.
Dia menjelaskan, menara mesjid yang tingginya 65 meter itu, dibuka setiap Senin sampai Sabtu dari pukul 10.00 WIB sampai 17.30 WIB. Namun untuk hari Minggu dibuka lebih pagi. Pengunjungnya sendiri beragam mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa. “Untuk hari biasa, kita buka jam sepuluh namun khusus untuk Minggu buka jam sembilan," ujarnya.
Ketika di atas menara, kata dia, pengunjung dapat melihat pemandangan Kota Cirebon dan hanya diperbolehkan sampai lantai 13 dari 15 lantai. Karena semakin atas tangganya semakin sempit dan curam. "Di atas kita dapat melihat gunung, stasiun dan laut, dan hanya diperbolehkan sampai lantai 13 saja," ujarnya.
Terpisah Ketua Dewan Kemakmuran Mesjid (DKM) Center Mesjid Raya At-Taqwa, H Ahmad Yani menambahkan renovasi terbaru pada tahun 2005 karena setiap waktunya jemaah meningkat dan menjadikan dua lantai.
“Saat ini setelah menjadi dua lantai bisa menampung 5.000 jemaah,” katanya.
Dikatakanya, peran masjid At-Taqwa sendiri selain pusat ibadah bagi umat muslim, namun juga sebagai tempat sarana dakwah, tempat aktivitas sosial keumatan, serta sarana pendidikan RA/TK.
“Di sini juga sebagai sarana sosial ekonomi kemasyarakatan, ambulan gratis, pemberiaa beasiswa oleh laziswa, donor darah, bakti sosial, perpustakaan dan santunan yatim piatu termasuk adnya bazaar, koperasi, dan At-Taqwa bisnis center,”pungkasnya. (Enon/CNC)
0 komentar:
Posting Komentar