Rieke Diah Pitaloka "Oneng" Kampanye Jokowi di Pasar Kanoman Cirebon
CIREBON - Rieke Diah Pitaloka menyatakan, pasar tradisional masih sangat identik dengan kumuh dan jorok. Kondisi fisiki pasar tradisional seperti inilah yang ditemui di hampir semua pasar di Indonesia. "Padahal pasar tradisional merupakan symbol ekonomi kerakyatan," kata Rieke, juru kampanye Jokowi-JK saat berkunjung ke Pasar Kanoman, Cirebon, Senin 30 Juni 2014.
Menurut Rieke, dibalik kekumuhan dan kejorokan pasar tradisional, justru pasar merupakan symbol ekonomi rakyat."Sayangnya negara selama ini tidak hadir di dalam pasar, dehingga kesan kumuh dan kotor masih lekat hingga kini, " kata Rieke didamping KH Maman Imanulhaq, anggota legislatif dari PDIP.
Rieke menyatakan, kondisi fisik pasar tradisional yang kumuh, jorok dan kotor harus segera diubah. Agar pembeli maupun pedagang merasa lebih nyaman bertransaksi di pasar. "Jokowi sudah mencontohkan pembuatan pasar yang nyaman. Baik saat menjadi walikota di Solo maupun saat menjadi Gubernur di DKI Jakarta," ujarnya.
Pembenahan pasar tersebut, lanjut Rieke, tanpa melakukan penggusuran. Apalagi kalau diganti dengan mal. Pasar yang baik bisa terintegrasi dengan system pengolahan sampah yang baik.
Tidak hanya itu, pembenahan pasar pun harus diikuti dengan menjual komoditas yang dihasilkan negeri sendiri di dalam pasar. Kita harus meminimalisir impor pangan. "Dengan komoditas lokal yang dijual di pasar, diharapkan bisa tercipta kedaulatan pangan di Indonesia," kata dia.
Seorang pedagang ikan dan udang di Pasar Kanoman, Wasjiah, 43 merasa sangat senang bisa melihat langsung Rieke Diah Pitaloka atau lebih dikenal dengan nama Oneng. "Cantik ya, putih," ujarnya memuja kecantikan Rieke.
Saat ditanyakan apakah dia mengerti dengan yang dikampanyekan Rieke, Wasjiah mengangguk. "Jokowi kata Rieke dekat dengan rakyat. Mudah-mudahan kalau terpilih juga tetap dekat dengan rakyat seperti kami ini," kata Wasjiah.
0 komentar:
Posting Komentar