Tak Lengkap Berbuka Tanpa Kerupuk Melarat Khas Cirebon
SUMBER, (PRLM).- Memasuki Ramadan, omset perajin dan penjual kerupuk melarat meningkat sampai dua kali lipat. Perajin penganan khas Cirebon itu bahkan kewalahan melayani permintaan yang terus naik sejak sepekan sebelumnya.
Salah seorang perajin kerupuk melarat matang asal Desa Astapada, Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon, Enja (60) mengatakan, kerupuk melarat memang digemari warga sebagai hidangan ringan saat berbuka puasa.
"Selain makanan manis, kerupuk melarat yang disiram sambal asem memang menjadi sajian khas berbuka puasa di Cirebon," katanya saat ditemui "PR" Online, Senin (30/6/2014).
Kondisi tersebut, kata Enja, membuat pesanan kerupuk melarat matang kepada dirinya naik sejak sepuluh hari terakhir. Enja yang biasanya hanya mampu menjual 20 kilogram kerupuk matang, kini mampu menjual sampai 25 kilogram setiap harinya.
Dari pabrik Enja biasa membeli 25 kilogram kerupuk mentah seharga Rp 250.000. Sementara pasir untuk menyangrai kerupuk tersebut ia beli seharga Rp 100.000. Dengan kata lain untuk setiap kilogram kerupuk melarat matang, Enja hanya membutuhkan modal Rp 14.000.
"Kerupuk matang saya jual Rp 20.000-22.000 per kilogram. Jadi untungnya sekitar Rp 6.000- 8.000. Kalau sehari bisa terjual 25 kilogram, saya bisa dapat keuntungan harian Rp 200.000. Namun itu belum dipotong bensin untuk pengiriman, bersihnya bisa sampai Rp 150.000," tutur Enja.
0 komentar:
Posting Komentar