Para pedagang di Indramayu mewaspadai peredaran uang palsu
INDRAMAYU – Para pedagang dan pelaku usaha mewaspadai peredaran uang palsu (upal) menjelang Ramadan dan Pemilu Presiden (Pilpres). Sebab transaksi menggunakan uang dipastikan melonjak seiring dengan meningkatnya kebutuhan warga, dan terjadinya kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang dua momen tersebut.
Agar tidak menjadi korban penukaran upal, sejumlah pedagang melakukan antisipasi dengan melengkapi tempat usahanya dengan money detector atau alat deteksi uang. Upaya itu ternyata cukup jitu, sebagian mereka mengaku tidak lagi terlalu khawatir saat bertransaksi dengan pembeli.
“Sekarang lebih tenang, gak was-was lagi kalau nerima uang dari pembeli. Ada alat ini,” ujar Dedi (30) salah seorang pedagang di tepi jalan raya pantura Patrol sambil menunjukkan sebuah alat pendeteksi uang di tokonya, Jumat (27/6).
Alat itu, lanjut dia baru dibelinya sebulan lalu setelah beberapa kali menjadi korban penukaran upal dari konsumen yang membeli barang jualannya. Untuk membeli alat tersebut tidak sulit. Selain di sejumlah toko elektronik, juga ada penjual keliling yang menawarkan ke rumah-rumah penduduk. Harganya juga cukup murah yakni Rp80 ribu sampai Rp15 ribu per unit, dan pemakaiannya tidak repot.
Menurut Dedi, kendati bentuknya sederhana, tapi alat itu efektif untuk mengetahui secara dini keaslian uang. Melalui alat itu uang asli akan bisa dilihat dari warna serta garis-garis yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Hal senada disampaikan Nawi (36) pedagang lainnya. Dia mengaku sudah lama melengkapi warungnya dengan alat pendeteksi uang. “Money detector ini sangat penting untuk dimiliki, untuk mencegah jangan sampai jadi korban upal,” ucapnya.
Bahkan untuk menghalau pelaku penebar upal, money detector miliknya sengaja diletakkan di depan warung sehingga mudah dilihat siapa saja. “Yang mau beli pakai upal pasti mikir-mikir,” tandasnya. (Radar)
0 komentar:
Posting Komentar