Petani Cirebon tetap optimis hadapi badai kekeringan
SUMBER, (CNC).- Kekhawatiran datangnya badai kekeringan atau yang biasa disebut El Nino ternyata tidak terlalu berpengaruh di Kabupaten Cirebon. Hal itu dikatakan langsung oleh Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Peternakan dan Kehutanan Kabupaten Cirebon, Ali Effendi, Selasa (10/6) di ruangannya.
Ali Effendi mengatakan, badai kekeringan yang diprediksi datang pada awal bulan Juni ini tidak akan berpengaruh besar. Bahkan, Ali juga pesimis badai tersebut akan melanda Kabupaten Cirebon.
“Kalau kami melihat pada bulan ini saja masih turun hujan sehingga kalau dibilang badai kekeringan, belum ada,” tegasnya.
Meskipun demikian, Ali menyatakan pihaknya tetap mengantisipasi fenomena alam tersebut. Caranya, dengan mempercepat masa tanam beberapa hasil pertanian khususnya padi.
“Selain itu, kami juga tiap tahun ada bantuan traktor dan mesin pompa air sehingga kita tidak terlalu mengkhawatirkan el nino itu,” tambahnya.
Disinggung mengenai persediaan hasil pertanian di Kabupaten Cirebon sendiri menjelang datangnya bulan puasa, Ali dengan tegas mengatakan persediaan beras di Kabupaten Cirebon dapat dibilang aman.
Akan tetapi, Ali juga membenarkan adanya kebiasaan yang dilakukan oleh pedagang untuk menaikkan harga bahan makanan menjelang bulan puasa meskipun jumlah persediaan atau jumlah barang masih banyak.
“Kenaikan harga sebenarnya dapat ditekan apabila jumlah barang masih mencukupi. Kalau kenaikan itu kan biasanya dari jumlah barang yang berbanding terbalik dengan jumlah permintaan. Saya harap, untuk beras sendiri tidak terjadi kenaikan yang signifikan karena kami memang melihat jumlah beras di kabupaten masih aman,” tutur Ali.
Untuk hasil pertanian ataupun perkebunan lainnya, Ali menjelaskan di Kabupaten Cirebon hanya terdapat wilayah penghasil bawang merah dan juga cabe besar. Oleh karena itu, kenaikan harga hasil pertanian lainnya selain dua jenis di atas tidak bisa ditentukan oleh pihaknya.
“Kami juga saat ini sedang berupaya agar harga stabil dengan mengontrol hasil pertanian yang masuk ke Kabupaten Cirebon. Kalau bawang dan cabe besar sendiri, kami bisa nyatakan aman,” ungkapnya.
Ali juga membenarkan saat ini petani kesulitan mendapat pasokan pupuk. Lagi-lagi, Ali menyatakan kelangkaan ini memang bersumber dari produsen langsung.
“Saya sudah mengirimkan surat ke bupati dan produsen langsung untuk mengatasi masalah ini. memang adanya kelangkaan, tapi bukan karena adanya agen penyalur yang membandel. Dari produsen sendiri, kami mendapatkan informasi adanya penurunan jumlah produksi karena kerusakan mesin pembuat pupuk. Kami terpaksa meminta ke produsen lainnya untuk segera menutupi kebutuhan para petani,”tandas Ali. (Adk/CNC)
0 komentar:
Posting Komentar