Menteri Pertanian Dr.Ir.H. Suswono kunjungi Majalengka
MAJALENGKA - Mentri Pertanian Republik Indonesia Dr. Ir. H. Suswono mengaku merasa heran dengan masih terjadinya kelangkaan pupuk di sejumlah daerah di tanah air. Padahal menurut dia, kebutuhan pupuk secara nasional bisa mengcover hingga Oktober 2014 mendatang.
"Saya juga heran kenapa terjadi kelangkaan pupuk, padahal di APBN dialokasikan hingga bulan Oktober 2014 mendatang. Jadi logikanya tidak ada alasan terjadinya kelangkaan pupuk," kata Suswono usai berziarah ke makam Pahlawan Nasional KH. Abdul Halim (Pendiri ormas Persatuan Umat Islam (PUI) yang dikebumikan di lingkungan Pondok Pesantren Santi Asromo Desa Pasir Ayu Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka, kemarin.
Pada kesempatan itu juga, orang nomor satu di Kementrian Pertanian tersebut meninjau peternakan sapi sekaligus bersilaturahmi dengan sesepuh dan keluarga besar Yayasan KH. Abdul Halim.
Menurut pria lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) dari S1 hingga S3 nya, kebutuhan volume pupuk hingga oktober 2014 mendatang mencapai 7,78 juta ton. Jadi kalau bulan ini terjadi kelangkaan menjadi tanda tanya besar. Bahkan di dalam perubahan APBN Perubahan kebutuhan pupuk akan ditambahkan menjadi 9,5 juta ton.
"Apa penyebab terjadinya kelangkaan pupuk hingga saat ini masih ditelusuri. Mungkin saja lembaga pengawasan tidak berjalan maksimal. Tapi bagi daerah-daerah yang terjadi kelangkaan pupuk agar berkonsultasi dengan Kementrian Pertanian RI melalui sms center yakni 081383034444," kata Suswono.
Ditanya terkait produksi lahan pertanian, Suswono mengatakan, bahwa produksi sawah di tanah air mencapai 40 ribu hektare dan defesit 60 ribu hakter.
Tapi meski demikian produksi di Indonesia masih tertinggi bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN saat ini. "Bahkan produksi pertanian kita bisa ditingkatkan lagi dengan menggunakan alat-alat yang canggih dan modern," ucapnya.
Menurut dia, prospek pertanian kedepan akan terus berkembang, bahkan pada tahun 2045 peningkatan pangan akan meningkat tajam, sedangkan luas lahan akan semakin sempit.
"Saat ini menurut data Badan Pertanahan Nasional lahan pertanian yang terlantar mencapai 7.2 juta hektare. Jadi untuk mengatasi persoalan tersebut diperlukan kepeduliaan dari masing-masing daerah dan politik anggaran yang memadai," tuturnya.
Disinggung mengenai produksi impor yang dinilai tinggi saat ini, Menta Suswono membantahnnya. Menurut dia, impor saat ini tidak ada hubunganya dengan kemampuan produksi pertanian. Tapi impor terjadi erat kaitannya dengan kebutuhan stok di Bulog.
"Berdasarkan data BPS produksi kita mencapai 40 juta ton. Sedangkan kebutuhan produksi pangan dalam negeri hanya 34,5 juta ton, sehingga masih surplus sekitar 5,5 juta ton. Nah, sisa inilah untuk cadangan darurat kebutuhan dalam negeri misalnya operasi pasar atau kejadian luar biasa lainnya," tuturnya.
Menurut dia, pada tahun 2013 kemarin, Bulog tidak melakukan impor karena cadangan kebutuhan pangan di dalam negeri masih tersisa minimalnya 1.1/2 juta ton. Kalau di tahun 2014 mengalami kejadian serupa maka sudah dipastikan tidak akana ada impor.
"Kita lihat nanti di akhir tahun, kalau misal batas minimal masih tersisa, maka tidak usah ada impor," ucapnya.
Pada kesempatan itu, hadir anggota DPR RI Fraksi PKS asal Kabupaten Majalengka, H. Nurhasan Zaidi yang juga Ketua Umum DPP PUI.
"Almarhum KH Abdul Hali merupakan pahlawan nasional yang banyak berjasa terhadap kemajuan pendidikan dan perlawanan terhadap zaman penjajahan belanda dulu. Sehingga berkat jasa beliau banyak pendidikan di tanah air ini menjadi lebih baik," kata Nurhasan.
0 komentar:
Posting Komentar