Kamis, 05 Juni 2014

Tidak memiliki kapal besar pemicu bentrok nelayan di Pantura


BANDUNG -Ketidakmampuan nelayan di Jabar memiliki kapal dengan kapasitas besar dilatarbelakangi persoalan ekonomi. 

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jabar Jafar Ismail mengatakan selain itu, infrastruktur pelabuhan yang ada tidak memungkinkan kapal besar untuk bersandar. Kondisi ini membuat nelayan di Jabar lebih suka mencari ikan di dekat bibir pantai.

“Padahal di sana sudah banyak nelayan dan kapal,” keluhnya, Kamis (5/6/2014).

Jafar mengatakan persaingan di bibir pantai ini membuat seringnya terjadi keributan antar nelayan. Pihaknya menunjuk daerah Cirebon yang kasus keributan berebut lahan ikan laut kerapkali terjadi. 

Padahal, jika nelayan mau beraktivitas di atas 12 mil, potensi ikan laut yang ada sangat besar. Pihaknya menunjuk daerah Indramayu, Pangandaran dan Palabuhanratu.

Diskanla sendiri sejak 2011 sudah mencoba menggelar program untuk peningkatan bobot kapal. Tahun ini misalnya, Pemprov Jabar mengalokasikan anggaran sebesar Rp25 miliar untuk pembelian 17 kapal dengan berat 30 gross ton.

“Ini untuk nelayan di Pantura 10 kapal, 7 di Selatan. Kapal ini bisa menjangkau daerah yang lebih luas,” katanya.

Para nelayan yang mendapat bantuan kapal ini menurutnya diminta untuk membentuk kelompok agar mendapat bantuan kapal seharga Rp1,5 miliar tersebut. 

Bantuan kapal juga menurut Jafar menjadi solusi bagi para siswa lulusan magang nelayan di Jepang yang sejak 2007 alumninya banyak menganggur.

“Pulang dari Jepang malah jadi tukang ojek karena untuk beli kapal mahal, padahal mereka punya keahlian,” katanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Breaking News
Loading...
Quick Message
Press Esc to close
Copyright © 2013 TRIO MACAN All Right Reserved