Sering Ngamuk Warga Blok Jemika, Lima Tahun Usman Dipasung
CIREBON-CNC Sungguh menyedihkan nasib yang dialami Usman (35) warga RT/01 RW/02 Blok Jemika Desa Balad Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon harus dipasung oleh keluarganya dengan merantai kaki dan tangan kirinya dalam sebuah kamar berukuran 3X3 meter persegi tanpa lampu penerangan sedikit pun.
Menurut Biah (70), ibu Usman, terpaksa memasung anak ke-empatnya sejak lima tahun silam, lantaran Usman saat sakit jiwanya kambuh seringkali merusak rumah hingga menyakiti dirinya.
"Sebenarnya hati kecil saya tidak tega. Tapi demi kebaikan bersama saya dan anak saya yang sulung terpaksa merantai kaki dan tanganya yang di tanam ke tanah dengan di semen (di cor)," kata Biah saat di temui di rumahnya usai memberikan makan kepada Usman, Minggu (25/5).
Dikatakan, faktor ekonomilah membuat keluarganya tega memasung anak ke-empat dari enam bersaudara. Karena sudah tidak ada lagi yang bisa di jual untuk biaya berobat demi kesembuhan anaknya. Usman itu anak baik, kata Biah, hanya saja saat sepeda motornya diambil oleh pihak dieler karena tidak bisa mencicil (bayar angsuran) penyakit jiwa Usman makin menjadi.
"Dia sering melamun dan ngomong sendiri bahkan saat kambuh tak segan memecahkan kaca rumah milik tetangga. Sehingga saya sering kali mengganti kaca yang dipecahkanya," terang Biah dengan sesekali meneteskan air mantanya.
Dia menjelaskan, tahun 2006 lalu Usman itu bekerja di Jakarta menjual jamu.hanya saja, lambat laun usahanya kurang berkembang dan memutuskan pulang kampung. Saat itu ankanya sempat membeli sebuah sepeda motor jenis Honda Supra, namun entah kenapa motor tersebut di jual olehnya dan uangnya habis tidak karuan.
Saat motonya di jual mulai terlihat keanehan pada jiwanya. Usman yang tadinya ceria menjadi murung apalagi teman seuasianya memiliki motor.
Melihat gejala itu, sambung Biah, keluarga berinisiatif membawa berobat ke Rumah Sakit (RS) Gunungjati Kota Cirebon. Setelah mendapatkan perawatan Usman mulai pulih dan bisa mengerjakan aktifitas sehari-hari. Bahkan Usman sempat minta dibelikan motor untuk ngojek.
"Usman sempet ngojek menggunkan motor barunya, namun karena cicilannya tidak bisa terbayar motor tersebut di tarik oleh dieler, dan Usman kambuh lagi hingga saat ini,"jelasnya.
Terpisah anak pertama Biah, Bunyamin (43) mengaku sedih melihat kondisi adiknya itu."Saya sedih melihat kondisi adik saya, dengan kaki dan tangan di rantai, karena tidak punya uang untuk biaya berobat. Sebenarnya, ibu pernah menjual tanah sawah seluas 420 meterpersegi seharga Rp 12juta untuk biaya berobat dan uang muka pembelian motor untuk ngojeg. Hanya saja tidak sanggup bayar motor tersebut di ambil kembali oleh dieler.
"Usman pernah di bawa berobat ke gunungjati, dan pernah diobati di pesantren di Kempek. Saya berharap pemerintah daerah bisa membantu memfasilitasi untuk biaya berobat," ujarnya.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Balad, Aladi meminta kepada pemerintah daerah untuk tanggap terhadap persoalan yang dihadapi masyarakatnya. Seperti hal nya Dinas Kesehatan, Dinas Sosial maupun intansi lain yang berhubungan dengan masalah itu harus ambil bagian dalam penangganannya.
"Saya berharap bapak bupati tanggap dengan permasalahan ini, ini tanggungjawab bupati sebagai pemimpin,"katanya. (Enon/CNC)
0 komentar:
Posting Komentar