Harga Dasar Gula Petani di Cirebon Rp 8500 per kilogram
LEMAHABANG, (CNC).- Meski harga dasar gula dari pemerintah diangka Rp 8.100 per kilogram namun harga dasar gula petani Cirebon tahun 2014 ini dijamin oleh investor diangka Rp 8.500 per kilogram, setelah pada tahun 2013 lalu harga dasar dijamin Rp. 8.700 perkilogram. Penurunan tersebut lantaran stok gula tahun lalu masih 750 ribu ton belum keluar ke pasaran.
Hal itu disampaikan Direktur PG Rajawali II Cirebon Zaenal Muttaqin, Selasa (20/5) saat menghadiri pesta giling PG Sindanglaut Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon.
Menurutnya semenjak Januari hingga April 2014 stok gula lokal masih sebanyak 750 ribu ton tidak bisa keluar ke pasaran, padahal kebutuhan gula terus berjalan, salah satunya adalah merembesnya gula rafinasi ke pasaran.
“Di Jawa Timur, gubernur melarang gula rafinasi beredar di pasaran dan itu diawasi sehingga harga gla lokal disana cukup bagus,” terangnya.
Ditambahkannya, untuk target produksi tahun ini harga gula diangka Rp 11.000 per kilogramnya, tetapi jika diangka Rp.9.000 per kilogram itu sudah cukup baik makanya investor berani menentukan harga dasar gula petani pada angka Rp 8.500 per kilogram dan ketika harga itu bias lebih tinggi ada jaminan dana sharing dengan pembagian 80 persen untuk investor dan 20 persen untuk petani.
“Jika harga gula di atas harga dasar maka lebihnya dibagikan sebagai dana sharing, karena kalau harga tahun ini rendah akan berpengaruh pada petani untuk menanam tebu pada tahun berikutnya,” terang Zarnal.
Sementara terkait target produksi dan rendemen tahun ini jika dilihat di PG Tersana Baru Babakan yang sudah berproduksi awal rendemen diangka 7, diharapkan tahun ini bisa mencapai target rata-rata rendemen diangka 7,5 sehingga standar PG Rajawali dalam setiap tahun sekitar 350 ribu ton atau 14 persen dari seluruh poduksi Gula Indonesia. Pada tahun ini akan ada peningkatan hasil produksi untuk menyumbang kebutuhan gula kebutuhan konsumsi Indonesia sebesar 3 juta ton pertahun diluar kebutuhan gula untuk industry sebesar 2 juta ton.
“Kebutuhan gula konsumsi sebesar 3 juta ton sementara hasil produksi keseluruhan 2,5 juta ton memang masih membutuhkan impor sekitar 500 ribu ton, tetapi pengawasan agar tidak ada serangan gula impor ke pasaran itu sangat diperlukan untuk menstabilkan harga gula local,” pungkasnya. (Wawi/CNC)
0 komentar:
Posting Komentar